Minggu, 01 Desember 2013

Bulan Juni yang Kelelahan...

selamat pagi menjelang tengah hari indonesia..
hari ini dan bulan ini terasa sedit melelahkan, ini saya katakan kalau saya diizinkan mengeluh tapi kalau tidak akan saya katakan, bulan Juni ini adalah bulan yang memacu adrenaline saya...lebih manis bukan?

Bulan Juni dan seperti bulan-bulan akhir semester yang lainnya adalah bulan dimana kesetiakawaanan, propesinalitas, kasih sayang dan keadilan dibicarakan..bukan berlebihan!
begini, saya akan cerita kenapa saya menyebutnya dengan sangat hiperbola!

Dulu sewaktu kuliah, perasaan saya mengatakan, saya sangat dekat dengan dosen Structure saya Rima Andriani Sari,M.Hum, saya pikir saya anak emas beliau malahan. Berhubung, hubungan dosen-mahasiswa ini aga sedikit kaku, maka hubungan ini saya sebut dekat. Tapi saya tak pernah dapat nilai B dengan belaiu, melulu C, bahakan ketika sudah SP(semester pendek) sekalipun dan saya merasa pantas setiap kali mendapat nilai tersebut. kedekatan bukan berarti bisa merusak kepropesionalitas-an.
Satu lagi, dosen saya tak  neka-neko, bernama bapak Refnaldi, M.Lit (maaf kalau salah menuliskan gelar ayahnda) beliau dosen linguistic, Phonology adalah bagian linguistic yang rumit bukan alang kepalang, sama kasus dengan Ibuk Rima, saya juga ke_GR-an kalau kami dekat, saya sering diizinkan masuk ke perpustakaan pribadi beliau, meminjam referensi-referensi beliau, menitip membelikan buku, sekali lagi saya anggap ini dekat, karena ini jarang terjadi antara mahasisa dan dosen,khususnya saya.

Sekarang hal tersebut saya hadapi, sekian puluh siswa yang saya handle akan menerima hasil ujian mereka bulan ini, ujian telah selesai dilaksanakan. namun ada perang bathin di sini. sebagian dari mereka sudah saya anggap adik sendiri, tak bisa dipungkiri sekian banyak siswa, tentu ada yang melekat dihati, saya sebagai guru bukan lebih menyayangi mereka yang pintar tapi cendrung melindungi dan memberi lebih kepada yang agak "lemah" karena bagi saya mereka "butuh" saya lebih dari yang lain.

Belajar dari teladan Ibu Rima dan Bapak Ref, saya mengutamakan angka-angka disini, seberapapun saya sayang dengan mereka score, ujian tertulis, speaking, sudah termasuk kognitif, afektif dan psikomotor tetap pertimbangan utama saya.

Ditulisan ini saya ingin menyatakan; satu, saya manusia biasa,yang penuh kasih sayang dan perempuan dengan segala pertimbangan emosional. kedua, saya dibesarkan d lingkungan yang sedikit "bersih", beberapa hal yang pernah saya jalani sebelumnya adalah bisa dikongkritkan ttg keadilan dan kejujuran dan saya sangat menjunjung tinggi ini. Saya dididik oleh orang-orang yng "abjektif" jadi penilaian saya, dengan segala kekurangn ini,akan saya usahakan seobjektif mungkin. 

selanjutnya, bagi semua siswa saya:satu: walaupun kita dekat secara emosional, tetapi kita punya sistem yang harus kita patuhi, kedua: kalau seandaianya kalian menganggap penilaian secara angka-angka ini adalah penilai pribadi saya kepada kalian, kalian salah, kalian lebih bermakna bagi saya dari angka-angka ini. 

sekian catatan kegalauan siang ini...
terimakasih kepad Bapak dan Ibuk dosen tercinta...you both teach and educate me....always...
terimaksih kepada siswa-siswa super saya...apapun itu, ranking berpapun itu, dihati saya kalian selalu juara umum...
terima kasih kepada seluruh pembaca..
terima kasih kepada seluruh guru d dunia...

2 komentar:

  1. Kini beliau telah menjadi wakil rektor 1 bidang akademik. Baru dilantik, Jumat 3 Juli 2020.

    BalasHapus