Sabtu, 17 Desember 2011

LDS dan sebuah Blog

Mencintai memang tak pernah berhenti...saya rasa kalau ada sedikit rasa yang mulai bisa dijinakan itu hanya beristirahat sebentar... kalau semua itu tak usai,hidup susah_bukan tidak bisa tapi susah_untuk dilanjutkan.
saya mulai jatuh cinta,apakah itu cinta monyet atau berjenis kelamin apa saya juga tidak tahu, ketika saya kelas satu sekolah menengah pertama. saya sekolah pada sebuah sekolah di Gulai Bancah, dekat kantor walikota Bukittingggi yang sekarang tetapi saya tinggal di Kabun Pulasan, daerah sekitar Rumah Sakit Ahmad Muchtar. saya tidak habis pikir kenapa saya harus tinggal disana dan sekolah jauh berjarah lumayan dimana saya harus naik angkot setipa hari, sekolah menengahpun saya masih tinggal disana dan saya sekolah di Simpang Lambau,dari pasar bawah Bukittinggi masuk ke arah mesjid agung.
saya mengenal, bukan mengenal tepatnya tahu dengan seorang "anak" lelalki yang saya tahu namnya Deded. itu pun ketika tetangga saya sedang membakar sampah untuk mengusir lebah, Deded lewat dan lebah-lebah itu menyerangnya, tetangga saya berseru menyebut "awas Ded..awas..."

Belakangan saya tahu namanya Lova Deo Satria, saya sangat membencinya awanya. dari kecil saya memang sudah nakal, walaupun sekolah pada sekolah islam, saya kalau keluar rumah pada awal-awal tahun sekolah masih memakai hawai_short pants_. di dekat tempat tinggal saya ada sekolah yang ada lapangan basketnya. tidakmahis tapi saya suka bermain basket.
menjelang sore berserah terima dengan malam, saya akan menghabiskan waktu dengan teman saya Fadhila Arief untuk main disana, dengan rabut dikucir panjang dan hawai. Lova ataw Deded bermain sepeda dimana saya mentrible bola, melakukan atraksi dengan main satu kaki. saya muak bukan alang kepalang, dia masih saja tak peduli, lalu berjura kepada temanya yang belaknagan anak laki-laki itu seingat saya namnya Gita "ada juga ya, ada sekolah agama keluar pake hawai," wahh...kebencian saya memuncak, sangat benci,lalu melebihi taraf benci dan saya jatuh cinta entah sapai waktu yang tak terhingga,,tidak sekarang,setelah saya tahu, kepada siapa cinta ini pantas saya titipkan.
dulu sewaktu sekolah, setiap hari senin, ketika uang jajan saya dikirim dari kampung saya anggarkan untuk menelpon Lova. hahah....idiot memang tapi begitulah cinta saya "dulu". saya suka melihat dia di jendela kaca kos ketika hanya memakai singlet putih dan celana pramuka. yang saya semakin menggilainya sewaktu itu adalah ketika kami sama-sama beli donat, dia memakai singlet dan celana pramuka dan ada beberapa lebam ditanganya, entah karena di pukul atau jatuh. saya punya penyakit ingin melindungi, disitu masalah saya.
cinta saya semakin gila, dia tidak pernah tau saya,tapi kami berkomunikasi. suatu hari saya tahu dia tinggal kelas dan pindah sekolah ke daerah Biaro, saya lupa nama sekolahnya. saya datang ke rumahnya lewat pintu belakang, kebetulan ada teman yang tinggal disana. sebelum masuk kamar teman saya ada kamar dia, saya bela-belain melihat jendela, ada buku sekitar di buah di atas meja belajar, ada al qur'an dan di punggung kursia da sajadah berwarna hijau, dan habduk berwarna biru. amboii...rasanay saat saya ingin berteriak senang, itu cuma bendanya, dianya nggak ada.
entah karena apa saya bisa melupakanya sesaat, karena setelah tamat sekolah menengah saya tak tinggal disana lagi, saya pindah ke Padang,kuliah pada salah satu universitas, cuma sekali-sekali saya menghubunginya, mengabari kalau saya tidak lulus SPMB dan menanyakan dimana dia belajar utnuk universitas, dia menjawab di UPI tapi setelah saya susul ke UPI tak satupuna anak Psikolgi yang kenal dia, cinta saya gila kan?atau saya yang gila?
setelah tak pernah bertemu, rasa saya sudah tidak terlalu "gila" kakak saya di rawat di RSAM, malam itu saya numpang mandi ke ruamh teman saya di Kabun Pulan, Sore itu hujan,bulan ramadhan, saya berjalan pake payung deng teman saya. tiba-tiba pada persimpangan Angku Basa, saya melihat Lova dengan kakaknya kalau tidak salah seorang perawat dokter atw sejenisnya sedang berjalanan berlawanan dengan saya, payung yang saya pegang terbang ke jalan dan saya duduk di trotoar!gilanya Lova padahal tidak mengenalis saya, tapi saya panik akalu bertemu dnegan dia. dia sewaktu itu membeli Pensi dan tak emngacuhkan saya, (orang dia tidak kenal saya)
kegilaan saya tak samapi di situ, saya bikin cerpen tenatang dia,dimuat waktu itu pada salah satu koran daerah D Sumbar. saya kirim kepada Lova lewat seorang kuriri teman saya sendiri. Devida Surya Putri mengantarnay ke rumah Lova, sewaktu itu saya semester lima dan ingin menyudahi rasa saya. saya sempat konsul pada seorang teman saya yang konselor. saya kirim satu berkas, kliping koran itu, lalu sebuah al qur'an yang saya beli dari honor tulisan itu. sewaktu itu saya memutuskan untuk "menyelesaikanya" karena saya sudah datang ke rumahnya, saya tahu dia kecelakaan dan saya ingin melihatnya tapi tidak ada sesiapa dirumahnya yang ada hanya bola plastik yang menggelinding perlahan, saya tahu dia di dalam. cinta yang bodoh!!!dia mengira mungkin saya menginginkan dia jadi milik saya, seperti pacar misalnya, tapi dia salah. saya hanya mencintainya,itu saja (saat itu)
kekecewaan saya benar-benar sudah mencapai klimaksnya, saya menulis puisi dan kebetulan redaktur salah satu koran daerah juga menjebolkanya untuk dimuat dan saya kirim korannya ke dia lewat teman saya Fadhilah Arif.
sejak saat itu saya membuka hati dan mata saya "cinta harus memiliki" terserah rasa saya kepada Lova yang tak emngenal saya itu, beristirahat, mati ataw pergi, setelah itu bagi saya cinta harus memiliki.
saya sudah melupakanya, samapi teman saya Guntur, memberi tahu kalau dulu dia bersekolah di Xaverius dan saya iseng bertanya kenal Lova,dia bilang kenal dan sudah punya istri..how old i am now..hahha
dalam kecewa yang mendebarkan itu, saya mengetik "Lova Deo Satria " di BlackBerry saya dan menemukan beberpa foto twiter dan blog http://gita21.blogspot.com/2010/12/and-story-has-begun.html .
Lova bukan saja pernah membuat saya "sekedar" jatuh cinta. ada banyak uang yang bisa di hasilkan dari rasa yang dlam dan tajam ini, saya mulai menulis, dan pernah dengan judul "Menunggu:Ladosa" saya menang lomba pusi dan dibukukan. cinta itu sendiri jauh lebih berarti dari pada lova itu sendiri,
saya sangat mencintai lelaki saya yang sekarang, sedikitpun tak terfikir untuk kembali mengulangi kebodohan yang sama. Cuma tulisan ini untuk mengenang betapa saya pernah menjadi berarti "untuk cinta" itu sendiri. betapa untuk kesekian "terakhir" kalinya saya melihatnya lagi walau hanya di sebuah blog dan saya juga menulis semua cerita ini pada blog.

4 komentar:

  1. wahh..wah... serius ha inyo lah babini? handeeee

    BalasHapus
  2. pada sebuah nama yang saya tak berani berkabar....kabarnya sudah...

    BalasHapus
  3. ada nama gw di tulisannya, wkwkwkwk.. lova belum punya bini kok,, tapi udah punya pacar... :P..

    BalasHapus
  4. haha.....takdir takpernah salah, hanya saja saya tak bisa berpintar-pintar padanya....saya hanya mengenal nama....sudah punya pcar atw sudah punya cucu,wktu dipilih untuk melupaknya :)

    BalasHapus