Kamis, 21 April 2011

Jangan Bebaskan Ibu!!!


Saya tidak habis pikir. Apa alasan seseorang berselingkuh lalu bercerai. Mungkin perkawinann yang dipertahankan atas nama anak hanya akan menyiksa pasangan. Tapi tidakah mereka berfikir sedikit saja tentang ana-anak mereka yang tersiksa? Melihat teman-teman yang lain mempunyai orang tua lengkap, sementara ia tidak. Teman-teman lain bisa memeluk saudaranya, berkelahi, main bersama kapan saja, sementara dia harus mengatur waktu “kapan dengan ibu dan kapan dengan ayah?”ia merindukan adiknya, abangnya. Yang terpisah tidak hanya anda tetapi juga hubungan saudara.
Siswa saya, Allef. Seorang yang sangat periang. Pertama kali bertemu. Dia mulai memperkenalkan diri. Senyumnya memperlihatkan giginya yang hanya dua saja. Mukanya tirus. Tetapi beberapa hari setelah itu. Ia meminta saya untuk menjadi temannya di FB dan dia berscerita panjang lebar. Bahwa ia hanya tinggal dengan Ayahnya saja, dia mungkin tidak membenci ibunya tetapi ia sangat merindukan adik perempuanya. “biasanya allef main sama dia, Miss. Tetapi sekarang Allef nggak bisa ketemu dia lagi. Karena dia ikut Mami,”matanya berkaca. Ia baru kelas tiga SD.
Setiap kali bercerita matanya berkaca. Dia memasang foto profilnya, ia sedang memeluk adik perempuanya yang lucu. Tapi malam ini Kamis (21/4) mata saya yang berkaca-kaca karena dia mununjukan foto dia dan adiknya yang sedang berpelukan. “cantik kan,Miss,” saya tersenyum. “Allef kangen dia,Miss,”. Oh come on , "dia terpisah dengan ibunya karena ibunya memiliki lelaki selain ayahnya." salah seorang, ornag tua siswa menyahut. Hari ini hari pembebesan perempuan oleh Kartini sekian tahun yang lalu. Tak bisa dipungkiri, bahwa saya merasakan positiv dari emansipasi itu, tetapi banyak Allef-Allef lain  yang kecewa dengan keadaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar