Rabu, 11 Juli 2012

Perempuan


Suasana kamar itu sudah berada pada suhu yang sangat dingin,seseorang telah mengatur suhu terendah pada kamar yang memang dimasuki sinar matahari. Tetapi perempuan itu berkali-kali menarik nafas panjang,lalu menghempaskannya, menguak kan rambutnya dan menyeka keringat di hidungnya yang juga sudah sangat dingin.

                Dia baru saja menerima pesan singkat dari suaminya, bahwa pria tersebut belum juga mendapat pekerjaan. Pesan itupun dikirim setelah perempuan itu bertanya. Laki-laki itu adalah tipe plegmatis, sangat datar dan tak mau bekerja keras. Orang-orang memanggilnya pahat, saking dia tak bergerak kalau tak ada perintah, laki-laki itu tipe laki-laki yang tak memiliki inisiatif. Tapi apa boleh buat,saat ini perempuan itu tengah mengandung tujuh bulan,anak pertama mereka. Hidup semakin dirasakan sulit ketika semua hal harus difikirkanya sendiri. Laki-laki itu bukan teman yang baik untut mendiskusikan sesuatu,karena dia tak pernah punya ide,tak punya pemikiran apa-apa. Yang dia tau, hari ini dia bisa tidur enak,sambil memluk istrinya,itu sudah cukup.
                Dia sangat mencintai perempuan itu, saking cintanya dan beratnya cinta itu, laki-laki itu hanya tau mencintai, menyayangi,tanpa tau bagaimana caranya . sekian kali ia mengikrarkan,kalau dia tak bisa hidup tanpa perempuan itu, dia tak tau harus berbuat apa tanpa perempuan itu, namun dia hanya bisa mengatakanya,sementara perempuan itu tak bisa hidup tanpa laki-laki itu dia berusaha untuk mencintai segala kekurangan laki-laki itu yang sudah lama ia ketahui.
                Perempuan itu berwajah tak teratur, tubuhnya bukan tubuh yang digilai banyak laki-laki, kepintaranya pun hanya standar kepintaran seorang yang bukan idiot. Ketika laki-laki itu datang padanya pada suatu hari, dengan tampangnya seperti bintang film,tinggi badan proposional, dan dengan kendaraan yang saat itu pribadi milik orang tua laki-lai itu. Seperti tanah lahan baru yang baru saja dibuka, semua tumbuh,semua menjadi indah tanpa ia sadari laki-laki itu bukan laki-laki yang akan membuatnya merasa aman .
Perempuan itu percaya,bahawa dia tidak akan menaruh hati kepada laki-laki yang tak bisa mengurus dirinya sendiri. Namun, setelah sekian lama sangat banyak laki-laki yang bisa mengurus dirinya sendir namun tak pernah bisa mengurus perasaan perempuan itu, sehingga ketika bertemu dnegan laki-laki itu diumurnya sudah lebih seperempat abad, baginya itulah takdirnya.
                Perempuan itu meraih sebuah buku di dekat meja riasnya, dia mengipaskan buku itu dan mencoba untuk tetap tenang, keadaan ibu hamil yang tertekan,bisa menyebabkan anak yang dikandungnya autis , begitu yang selalu ia dengar. “apa lagi yang harus aku lakukan sekarang, tak ada lowongan hari ini,mungkin besok,” Pesan baru dan itu membuatnya lebih panas lagi.
                Sekarang perempuan itu terjebak pada pilihanya sendiri, tak banyak hal yang bisa ia lakukan, dia memandang pada sebotol obat tidur didekat deretan kosmetiknya yang sudah disusun rapi oleh laki-laki itu setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar