Jumat, 08 November 2013

Pak Etek dan Mimpi Baralek Gadang

Aku bangun lebih pagii dr biasanya hari ini.Semalam aku bermimpi,ada pesta pernikahan sangat meriah di rumah. Bagi kami,mimpi ini pertanda buruk,kata Nek Endah,ini pertanda akan ada yang meninggal. 
Aku masih belum percaya dengan kepergian Uni tersayang setahun yang lalu. Mimpi ini membuat aku sangat ketakutan. Siapa lagi yang akan "pergi" kali ini. 
Mataku masih perih ketika dibuka,sesaat terdengar panggilan dari bawah, "Kak,ada Pak Etek kakak datang dari kampung," Teriak Dwi dari bawah. Jantungku memompa darah lebih cepat.Mataku serta merta terbelalak. Kepalaku pusing. Kenapa harus Pak Etek,adik kandung ayahku yang paling bungsu,yang datang,ini pasti kematian orang yang paling dekat. Aku terasa tercekat. Panggilan Dwi tak langsung ku jawab. Aku gamang. "Iyaa,kakak mandi sebentar ya,"Jawabku setelah Dwi memanggi berkali kali. 
Aku sudah menuruni tangga.Terlihat dari kaca memang ada Pak Etek di depan. Aku menyalami beliau. Beliau menangis.Air Matanya mengalir deras. Ia berusaha menyeka airmatanya. Aku tak tau harus berbuat apa. Aku menenangkannya atau aku berusaha menenangkan diri sendiri. Ayah ku di rumah memang sakit. Pikiranku telah jauh tak di Tualang lagi. Bagiku Ayah adalah satu-satunya orang yang berhak mendapat penghormatan tertinggi selain Tuhan dan Ibu. 
Pak Etek masih menangis. "Ayahmu ayah yang pandai mendidik anak,pandai mencari uang dan pandai berhemat," Baiklah,aku semakin tidak karuan,kenapa pagi-pagi datang dari sumbar hanya ingin mengatakan hal ini. Pak Etek pasti datang menjemputku,karena.....ahh....pikiranku mulai kacau. 
"Kenapa dengan Ayahku?" Tanyaku mulai khawatir. 
"Ayahmu sehat,kondisi kesehatannya semakin baik,dia sangat pandai mendidik anak,"Ujarnya. 
Aku sangat lega,intinya sekarang "mendidik anak,". Mimpiku tadi malam hanyalah mimpi. Aku paham apa yang dimaksud Pak Etek. 
Pak Etek adalah saudara kandung Ayahku yang paling bungsu,setahuku istrinya sangat banyak,menikah lalu bercerai sudah biasa baginya. Kini umurnya semakin tua,anak-anaknya sudah terlanjur tidak menghormatinya (Aku tak mau menggunakan kata "membenci"). 
Hari ini aku datang,hal sederhana,pertama kali melihatnya aku mencium tangannya. Ada Kotoran dimatanya,lalu aku menghapusnya,menggenggam tangganya,dan menepuk-nepuk debu di kaki celananya. Barangkali ini yang dia maksud dengan berpendidikan. Bisa Jadi. 
Menatap punggungnya ketika dia pergi,dalam hati aku berdo'a "Kaya-kan aku Ya Allah,Agar bisa ku merawat mereka," Ya Mereka, Ayahku,Pak Etek Ku dan satu lagi Abak ku,mereka semua bersaudara,Abak memiliki kasus yang sama dengan Pak Etek,keseringan menikah,membuatnya tak lagi menemukan bahagia,itu menurutku. Aku heran kenapa Ayahlku setia sekali dengan Ibuku,oh baiklah,Ibuku adalah malaikat berwujud manusia. 
Aku kembali berfikir,kenapa orang tua mau merawat kita?membesarkan,menyekolahkan?Agar pendidikan kita mengajarkan kita cara mencintai yang lebih baik dari mereka. Ahh...Mana bisa,tetap saja mereka adalah pencinta terbaik,nomor satu di dunia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar