Tuan,segulung kabut di tepi langit Tualang belum bisa kuterjemahkan
Sketsa langit yang menyerupa laut masih sulit untuk ku acuhkan
Tetapi segaris lurus dari wajahmu
Sangat mudah untuk ku larutkan
Tuan,matamu belum cukup rabun untuk berhenti melihat
Punggungmu belum cukup bungkuk untuk berenti
Menatap tegap
Tuan,ini bukan tentang kisah cinta,apa lagi sebuah kebosanan,ini tentang kalimat-kalimat yang belum cukup matang
Tak akan selesai hingga laman-laman kita naik cetak
Asal tak kau biarkan satu lamanpun lepas,dan kita terbenam dalam sepi yang cukup akut,tentu ini akan jadi sebuah sajak
Tuan,segenngam kabut di bawah pelipismu masih bisa kuterjemahkan,ketimbang asap pabrik di Tualang pagi ini.
Tualang,31 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar