Rabu, 08 Mei 2013

Maminang



Pada tangan yang akan membuatkan syurga
Hampir tidak percaya kalau kisah ini akan menemu ujung pangkalnya. Entah angin apa, Kamis, 21 Maret 2013 Putra datang ke tempat kerja ku. Aku bekerja pada sebuah yayasan di Perawang, daerah Siak Indra Pura, berjarak sekitar satu jam perjalanan dengan mobil dari pusat kota pekanbaru. Dia datang sekitar habis magrib, dua hari sebelumnya dia sempat mengabariku akan Datang, ah….aku tak percaya, dua tahun di sini Putra tak pernah berkunjung.
Sore yang temaram di Tualang, kesibukan lalu lintas, aku melihat jantung hatiku berdiri gagah diseberang jalan, mengenakan kaus kuning, celana hitam panjang dan sepatu boot tanggung. Aku hanya tersenyum, betapa aku mencitainya. Putra punya waktu cukup panjang bisa tinggal beberapa hari di Perawang, dia menemuiku siang hari dan pulang malam harinya ke rumah bibinya di sebuah perumahan di kilometer 5.
Hari pertama Putra di sini kami hanya saling menatap, betapa rindu yang gila ini harus segera dijinakan. Hari kedua, sedikit gerimis, kami duduk di pinggir kolam kura-kura di taman belakang sekolah. Ada enam kura-kura di sana, kami memanggilnya Tung-Tung. Kami melempar beberapa potongan sayur ke dalam kolam. Gerimis masih awet namun tak lebat.

“Apa kau mau menghabiskan sisa umurmu dneganku?” lemparanku terhenti, aku mencari-cari mata Putra, mencari-cari kesungguhan di matanya. Bukankah aku masih sangat terkejut dengan kedatangannya dan sekarang dia melempar pertayaan sedemikian rupa.
“Tak ada guna masa ini dihabiskan, jika aku tak ingin sisa umur ini dihabiskan denganmu,” jawabku. Ingin sekali memeluknya seperti di TV-TV tapi itu sungguh tidak mungkin. Aku tersenyum, dia membalas senyumku dengan senyum lebar yang selalu ku anggap matra.
***
Hari itu Minggu, 7 April 2013, aku tengah menghabiskan hari mingguku di Mall Ciputra. Saat HPku berdering, aku tengah berada pada pintu 21. Rencana hari ini aku akan menonton G.I Joe . namun batal karena aku baru saja mendapat telepon dari Mama Putra, saat ini dia tengah berada di rumahku. Putra tak memberi kabar sebelumnya. Akan ada acara pianangan!! Okay, aku mencoba untuk menenangkan hatiku,akan  Amak mengurus semuanya. Namun Keluarga Putra mengahruskan aku datang. Mengingat dua minggu kedepan, siswaku akan ada ujian,maka keputusan diambil 29 April 2013 Putra dan keluarga akan datang meminang.
***
Minggu tanggal 28 April aku bertolak dari pekanbaru. Perjanan ini agak terasa aneh dibandingkan dengan kepulangan-kepulangan sebelumnya. Agak terasa lama dan tentu saja aku mendadak Psikosematis tiga hari menjelang hari H.
Sampai di rumah, Amak dan kakak sepupu perempuanku sudah sibuk. Banyak makanan. Aku pikir ini hanya acara biasa, dan tidak begitu penting. Mengingat di kampungku, kami tak pernah mengadakan acara maminang  dengan begini. Di kampungku, hanya datang orang tua laki-laki ke rumah perempuan, itupun malam. Tak ada yang tau. Dan hari ini, keluarga besar Putra akan dating sekitar 30 orang lebih. Ah…lucu….!
Hari senin pagi, karena acara akan digelar tanggal 29 April 2013, tepat hari ini. Aku dipaksa memakai baju kebaya berwarna toska. Wah ini berlebihan! Seorang adik sepupu sibuk dan ngotot mendandaniku seperti ondel-ondel. Aku tak berharap sebegininya sambutan semua orang. Aku merasa aku sangat penting hari itu.
Usai shalat dzuhur keluarga Putra datang. Hampir 40 orang. Untung aku tak berpakaian agak sedikit prepare . Mamak-mamakku _saudara laki-laki ibu_sudah duduk menanti. Acarapun dibuka dengan acara makan-makan. Aku masih duduk dalam kamar 3x3meter, tak tau harus berbuat apa. Aku sangat panic, dan semakin panic ketika seseorang menyuruhku hadir ke forum tersebut. Rasanya saat itu aku seperti tengah berada pada acara “penumbalan” dan aku adalah tumbal. Tentunya tumbal untuk kebahagiaan kita Putra, dan aku menikmati setiap detik yang ada. Ini yang kita harapkan Putra.
Pada salah satu sisi ruangan tengah itu, Putra menatapku, “cantik,” lirihnya. Ya Allah, aku semakin merasa aku adalah tumbal Putra, tumbal yang sangat aku nikmati!
Putra,Barangkali cinta ini memang harus dijinakan

Dan acara pasambahan digelar. Aku melihat apak duduk disebelah Abak_adik Apak_semakin tua. Aku tau, hari ini adalah hari yang juga dinantikan Apak. Tapi aku juga paham Apak sungguh cemburu melepaskanku. Apapun keadaanya, Apak adalah laki-laki yang pertama kali aku cintai, Apak adalah laki-laki pertama yang membuatku bangga, Apak adalah laki-laki yang sayangku tak akan pernah digantikan siapapun.aku berjanji.
Perundingan selesai, disepakati, pernikahan akan dilakukan tanggal 28 Juni 2013. Ah.. Putra, akhirnya tumpah segala ruah kita dan cinta ini menemu ujung.

Setelah itu digelar acara batuka tando . keluarga Putra membawa satu baskom Pinang yang sudah diukir dengan namaku dan nama Putra. Ah…sensasinya luar biasa. Putra memasangkan cincin pemberian ibunya ke jariku, cincin itu sangat kekecilan,hhahah…..lalu aku memasangkan cincin ke jari Putra, sebagai tanda bahwa kami berdua telah diikat.
Sesaat setelah cincin itu terpasang, mataku dn mata Putra berdialog sunyi tapi lantang. “ aku yang memilihmu, dan kita yang menetapkan hari ini, dan Tuhan yang mengatur semuanya. Aku berharap kau adalah jodoh yang Tuhan pilihkan dari sekian banyak orang. Aku berharap Tuhan terlibat penuh pada cinta yang luarbiasa ini,”kami bersalaman

1 komentar:

  1. aaaaakkkkkkk....Tiaaa... i don't know what to say. but this is perfectly sweet! aku bahagia untuk kalian. selamat!

    BalasHapus