Senin, 06 Agustus 2012

Ulasan Puisi “Namamu: Qalbi” Karya Salmizul Fitria (Agam, Sumatera Barat)


Namamu: Qalbi
Oleh Salmizul Fitria

IDFAM725U Anggota FAM Agam Sumbar

Dik, pikiranku adalah namamu
saat ku tinggalkan kau pada jalan tak bernama
lalu kubiarkan kau merawat luka-luka menganga
matamu kadang nanar, menatap pada jembatan tak bertuan
rembulan keburu datang
sebelum aku berhasil menyulut bintang
Dik, kata-kataku adalah namamu

ku jemput kau pada jalan tak bernama
aku lupa bahwa ada cahaya dimatamu yang kutinggalkan
-desau kemarau mempertemukan kita
-matamu meninggalkan isyarat,hingga aku kembali pulang
Tunai luka pada Juni ,pada namamu,dik.

Jumat, 03 Agustus 2012

(Not) A letter from Mom


Wah sudah lama sekali kita tak “main” surat-suratan..
Bunda tak tahu pasti apakah kamu adalah anak yang bisa menjadikan Bunda teman, karena ketika Bunda menulis ini Bunda baru berumur 26 dan Bunda belum menikah tapi sudah sejauh ini Bunda mempersiapkan untuk kedangan masa ini: masa menjadi Ibu yang mempunyai anak remaja yang sedang pubertas.
Hahahah..apakah kamu tau apa itu artinya?
Bunda akan menceritakan dan memberi tahu apa yang Bunda tahu..

(Not) a letter from mom 2


Wah..ternyata kamu sudah kelas tiga saja yang sekarang….
Saatnya kembali bercerita, masih mau bercerita dengan Bunda?
Bagaimana dengan diary yang Bunda belikan bulan lalu?sudah kamu isi?
Wah…Bunda penasaran seperti apa isinya. Apakah sama dengan cerita-cerita Bunda sewaktu Bunda seumuran kamu?
Kita tak melulu harus sama. Kamu boleh mengambil jalanmu sendiri, menjadi creative, produktif dan pintar dengan ekspresi yang berbeda. Bunda takpernah melarangnya. Bunda memberi kebebasan. Asal denga satu syarat: sekolah kamu, ngaji, shalat tetap yang utama.

(Not) a letter from mom 1


Halo… kamu sekarang sudah berumur tujuh atau delapan tahun sehingga kamu sudah bisa membuka link ini, untuk membaca surat ini yang Bunda tulis ketika Bunda mau memasuki umur 26 tahun. Sudah terlalu tua kan?hahah…tapi keberadaan kamu saat ini entah dimana. Bunda hanya menunggu takdir segera membawa kamu ketitik ini.
Selamat datang di “dunia” ibu,nak…barangkali yang harus kamu baca diumur mu yang 8 tahun ini hanya lembaran ini saja dulu.

What a sister!!


Saya berencana untuk istirahat karena, seperti hari-hari biasa saya kedatangan bulan,itu sangat menyiksa. Pada saat-saat saya “menerima tamu” ini saya akan demam, tidak makan, dan menderita sakit perut yang luar biasa perih. Keringan dingin saya selalu keluar walau saya dalam ruangan berAC. Yang saya butuhkan cuma tidur. Saya hampir tak bisa membuka mata lagi, sudah setengah tidur ketika saya mendengar ada nada pesan masuk pada smart phone saya.
“Gw udah di bandara,akan pergi ke Jakarta,k3 kos mintak ditemani penelitian,biaya PP dia yang tanggung, uang hanya ada 50rb saat ini, ntar klu lu mau kirim ke rek gw aja,” saya menghela nafas agak panjang,lalu menahanya sebentar. Bagi saya Jakarta bukan hanya sebagi ibu kota Negara yang metropolis tapi dalam benak saya Jakarta itu Liar!!jakarta itu tak punya humanis!!